TEOLOGI INKULTURASI: PERAYAAN INJIL YESUS KRISTUS DI BUMI INDONESIA
Isi Artikel Utama
Abstrak
Salah satu tantangan dalam berteologi dewasa ini, baik dalam konteks Indonesia maupun dalam konteks global adalah bagaimana berteologi dengan tetap melihat konteks lokal dimana Injil itu diberitakan. Konteks lokal tentu tidak terlepas dari budaya itu sendiri. Bahwa teologi tidak hanya sebatas wacana saja namun bagaimana berteologi itu dapat menyentuh seluruh aras kehidupan bukan hanya dalam konteks kekristenan tetapi juga dalam konteks masyarakat luas. Salah satu bentuk dari berteologi yang dimaksudkan adalah teologi kontekstual. Teologi yang tidak hanya berbicara soal ajaran Gereja, tetapi juga teologi yang mampu mendengar dan merefleksikan ajaran Gereja itu sesuai konteksnya. Salah satu bentuk teologi kontekstual yang dibahas dalam buku ini adalah teologi inkulturasi, teologi yang menjadi acuan berciri komprehensif, kolaboratif, sistematis, inter dan multidisipliner, teologi yang merefleksikan perjumpaan antara Injil dan budaya yakni seluruh realitas hidup umat dengan realitasnya di tengah-tengah hidup masyarakat. Secara umum buku Teologi Inkulturasi: Perayaan Injil Yesus Kristus di Bumi Indonesia yang ditulis oleh Emanuel Martasudjita, PR mengupas problematika dan pengertian inkulturasi, pemahaman budaya, dan bagaimana Gereja memandang budaya sampai pada contoh inkulturasi di bidang liturgi. Teologi inkulturasi sebagai bagian dari model teologi kontekstual berpangkal pada konteks budaya lokal tempat Injil diberitakan dan dihidupi. Menemukan jati diri dan dinamika termasuk didalamnya perubahan sosial dari budaya itu sendiri menjadi sesuatu yang sangat penting dan perlu, agar kita dapat berteologi inkulturatif secara sehat dan baik. Dalam kerangka itu, maka perlu untuk melihat perspektif dari sudut pandang yang tepat, mengenali dan mendalami identitas budaya itu termasuk perubahan sosialnya, lalu kemudian melihat hubungan dinamika Gereja dan budaya untuk sampai pada model dan metode yang tepat sehingga dapat diterima bukan hanya Gereja tetapi juga masyarakat luas.
Rincian Artikel

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.