BURNOUT SYNDROME: ANALISIS PERAN KONSELING PASTORAL DALAM PENCEGAHAN DAN PENGELOLAAN SYNDROME BURNOUT PADA PENDETA

Isi Artikel Utama

Malni Fitri Matasak

Abstrak

Pendeta sebagai pemimpin jemaat sangat rentan mengalami masalah kesehatan mental, salah satunya adalah burnout syndrome. Burnout dipahami sebagai stres dan kelelahan berkepanjangan yang mengakibatkan berkurangnya motivasi, kelelahan emosional, serta penurunan efektivitas dalam pelayanan. Kondisi ini sering menjadi hambatan dalam menjaga kesehatan mental sekaligus menjalankan tanggung jawab pastoral. Ada banyak faktor yang dapat memicu burnout pada pendeta, antara lain beban kerja yang tinggi, tuntutan jemaat yang besar, keterbatasan dukungan, dan pergumulan pribadi. Dampak burnout sangat serius, bukan hanya terhadap kesejahteraan pribadi pendeta, tetapi juga terhadap kualitas pelayanan pastoral yang diberikan kepada jemaat. Oleh sebab itu, upaya pencegahan dan penanganan menjadi sangat penting. Konseling pastoral merupakan salah satu pendekatan yang dapat membantu pendeta menghadapi burnout dengan memberikan dukungan emosional, bimbingan, dan strategi untuk memulihkan keseimbangan hidup pribadi dan pelayanan. Melalui konseling yang efektif, pendeta dapat mengelola stres dengan lebih konstruktif serta memperkuat daya tahan, sehingga mampu melanjutkan pelayanannya dengan semangat baru dan kondisi mental yang lebih sehat

Rincian Artikel

Bagian
Artikel